Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2009

Mahluk Pencerita

Pagi tadi malas bangun. Sloopy menggaruk-garuk pintu minta dibukakan. Sementara anaknya satu orang nginap di dalam bermalas-malasan. Kami mulai di tempat kerja setengah sembilan, habis sarapan sepiring nasi dan dua sendok tumis sawi. Malas makan pake yang lain. Pesanan untuk besok pagi sedang diproses (diterjemahkan: red.)mengejar tenggat. Baru menyelesaikan setengah lembar, ngantuk mulai lagi. Oh yeah...sakaw alami yang menyebalkan - datang di tempat yang salah. Dua tiga kali aku tersentak auman kendaraan di luar. Itu berlangsung hanya beberapa detik. Lalu, ngantuk datang lagi, datang lagi dan lagi. Posisi wajah menatap sayu pada monitor, semakin sayu, semakin dekat, hingga kehidupan sekitar jadi sayup, cahaya meredup. Tapi, kesakaw-an itu tiba-tiba kacauw. Sesosok hitam menempel dikaca mengetok-ngetok dari luar. Ia tertawa sumringah. Deretan gigi putihnya memblur. Haia, aku tau maksudnya. Paling juga mengulang pertanyaan yang sama: "kucingnya bisa ngomong ya?". Pertany...

Saat Tak Seorang Disampingku

Yang kusuka darimu adalah, selalu mengatakan dengan santun. Menunggu sampai orang selesai berbicara jika terlalu menyebalkan, memotong mereka jika tak menyukai selanjutnya. Ah semua orang begitu! Yang kusuka darimu adalah mengatakan cukup jika sudah cukup. Melupakan sesuatu seperti tidak pernah terjadi. Pura-pura? Ya! Menulis banyak rencana tetapi hanya sedikit yang terwujud … Ya, aku sedang menuju ke wujud itu. Hus, jangan potong dahulu. Dahulu? Kenapa tidak mengatakan “Jangan potong sekarang?” Karena bahasa terlalu rumit atau malah gampang dimengerti. Semua orang tahu selalu ada komparitas rumit, sulit, mudah, gampang… Ya, tapi bahasa bukanlah gampangan. Ia menggunakan lidah, tangan, kaki, bibir, kelopak mata, bola mata, bahkan hidung untuk mengatakan “hei kau bau!”, atau “hei manis…” dan kucingku selalu saja mengikutkanku. Hmm. Dia tak mengerti bahasa kau! Jadi, apa yang mau kau katakan apa? Aku hanya mau katakan, aku ingin menulis. Saat tak ada seorangpun disampingku. Menunggu...

Belum Tidur

Aku memandangi plank yang baru selesai kupasang, sejenak! Sambil menghela nafas aku bergumam huh, dan senyum panjang menghiasi bibirku (andainya seseorang memperhatikan itu). Sloopy entah kemana. Perut terasa menggigit, kulihat angka di sudut kanan bawah komputerku 2:49. Pantess Sloopy kabur, dari tadi dia sudah menunggu, mana warung tempat sarapan kami tidak buka, ditambah makan siang kesorean. Sori Slovai! Begitu bisik dalam hatiku. Usai makan siang sore itu, aku menghampiri Facebook . "Entah apa faedah berlama-lama hanya membaca komentar kajol (tidak jelas) orang-orangan situs perkomburan ini" Andai aku meluangkan waktu belajar satu bidang yang kuminati 25 menit x 3 kali dalam sehari, barangkali aku bisa menguasainya dalam satu atau dua tahun. "Ah, besok tak perlu lagi kubuka fesbuk ini" begitu gerutuku tiap selesai menutup Facebook. Tapi nyatanya, sampai hari ini aku masih buka, apalagi kemarin ada seorang teman ( fesbuk ) yang ngajak ngobrol. Ingin tahu, ka...