Desember kali ini terasa lebih sering hujan. Saya selalu menikmatinya, meski yang lain merasa sedikit terganggu. Di akhir tahun, orang biasanya punya catatan kilas balik, dan inipun semacamnya. :)
2014. Ini tahun yang menyenangkan, berarti dan penuh ingatan. Tidak berarti bahwa sepanjang garis waktu tahun ini penuh dengan kebahagiaan, mengingat ada banyak hal yang penuh makna, maka tahun ini tahun yang berkesan.
Awal 2014 adalah sebuah keputusan untuk melangkah di jalan hidup yang baru. Memulai sesuatu yang baru selalu identik dengan belajar mengalami, membuat beberapa perubahan, bertindak secara bertahap dan menikmati prosesnya.
Selain memutuskan berjalan di jalan hidup baru, ada juga keputusan penting lainnya, memperjelas sebuah hubungan yang pernah berjalan 2 tahun sebelumnya dengan seorang wanita, dan tak terhindarkan akhirnya harus berakhir di September tahun ini. Perjalanan cinta yang mendatangkan kepedihan hati yang mendalam namun mengajarkan beberapa pelajaran.
Keputusan untuk melangkah di jalan hidup yang baru mendatangkan banyak pemahaman dan kesenangan. Diantaranya saya bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa Yehuwa itu baik, tepat seperti pemazmur katakan bahwa "setiap orang yang mengikutiya akan disebut berbahagia".
Saya lebih menyederhanakan hidup, meskipun sebelumnya orang berpikir saya benar-benar sederhana. Namun sekarang lebih sederhana lagi dari yang orang lain kira. Ketika kekuatiran sedikit atau hampir-hampir tidak ada, itulah yang kumaksud hidup lebih sederhana.
Saya tidak bekerja keras sekeras dahulu, hampir tidak pernah begadang untuk mengejar deadline. Jam dan hari kerja lebih sedikit dari sebelumnya, dan saya merasa kebutuhan terus terpenuhi bahkan penghasilan lebih baik dari sebelumnya.
Membaktikan waktu untuk pekerjaan sukarela ini sungguh mendatangkan sukacita, pengalaman yang menyenangkan dan bermakna. Mencondongkan hati pada hal-hal rohani ternyata adalah kebutuhan pokok yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan jasmani. Pencipta kita yang Agung telah menanamkan suatu kebutuhan dasar dalam diri kita -- untuk mengenalNya, belajar akan sifat-sifatnya dan hidup menurut standar moral dan hukum-hukmnya.
Tentu perasaan akan pentingnya kebutuhan rohani sepenting kebutuhan dasar kita sebagai manusia tidaklah lahir begitu saja. Sama seperti seorang bayi, meski otak menstimulasi rasa lapar dalam dirinya, namun manusia dewasalah yang memberi ia makanan untuk pertama kalinya, yaitu ibunya. beberapa waktu kemudian, ia mulai mengekspresikan kebutuhannya lewat tangisan dan gestur tubuh lainnya, beberapa tahun kemudian ia dapat mengkomunikasikan kebutuhannya akan makanan lewat berbicara dan bahkan dapat mengambil sendiri makanannya. Dan pada saat dia dewasa ia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Perasaan akan pentingnya kebutuhan rohani tidak serta-merta tumbuh dalam diri, seringkali kita harus mendapat stimulasi dari orang lain, sumber dan bahan-bahan pengajaran rohani. Namun sebagai manusia dewasa dengan berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan kita perlu rendah hati, merelakan diri untuk belajar, menerima koreksi bila perlu dan terus menggali sumber rohani.
Akhirnya kebutuhan rohani ini menjadi hal yang sangat penting sama seperti makanan dan minuman untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kita setiap hari. Perasaan akan pentingnya kebutuhan ini telah menuntunku berjalan di jalan hidup yang baru, lebih bahagia dan merasa hidup lebih bermakna.
Hujan masih membahana di luar. Saya tidak tau bagaimana angin meniup awan-awan melingkupi langit kota hari ini, dan bagaimana angin menghalaunya besok sehingga langit cerah pun sesuatu yang tak perlu dirisaukan. Malam-malam penuh kedamaian, siang hari penuh ketenangan. Semoga aku terus berjalan di jalan perkenanNya.
2014. Ini tahun yang menyenangkan, berarti dan penuh ingatan. Tidak berarti bahwa sepanjang garis waktu tahun ini penuh dengan kebahagiaan, mengingat ada banyak hal yang penuh makna, maka tahun ini tahun yang berkesan.
Awal 2014 adalah sebuah keputusan untuk melangkah di jalan hidup yang baru. Memulai sesuatu yang baru selalu identik dengan belajar mengalami, membuat beberapa perubahan, bertindak secara bertahap dan menikmati prosesnya.
Selain memutuskan berjalan di jalan hidup baru, ada juga keputusan penting lainnya, memperjelas sebuah hubungan yang pernah berjalan 2 tahun sebelumnya dengan seorang wanita, dan tak terhindarkan akhirnya harus berakhir di September tahun ini. Perjalanan cinta yang mendatangkan kepedihan hati yang mendalam namun mengajarkan beberapa pelajaran.
Keputusan untuk melangkah di jalan hidup yang baru mendatangkan banyak pemahaman dan kesenangan. Diantaranya saya bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa Yehuwa itu baik, tepat seperti pemazmur katakan bahwa "setiap orang yang mengikutiya akan disebut berbahagia".
Saya lebih menyederhanakan hidup, meskipun sebelumnya orang berpikir saya benar-benar sederhana. Namun sekarang lebih sederhana lagi dari yang orang lain kira. Ketika kekuatiran sedikit atau hampir-hampir tidak ada, itulah yang kumaksud hidup lebih sederhana.
Saya tidak bekerja keras sekeras dahulu, hampir tidak pernah begadang untuk mengejar deadline. Jam dan hari kerja lebih sedikit dari sebelumnya, dan saya merasa kebutuhan terus terpenuhi bahkan penghasilan lebih baik dari sebelumnya.
Membaktikan waktu untuk pekerjaan sukarela ini sungguh mendatangkan sukacita, pengalaman yang menyenangkan dan bermakna. Mencondongkan hati pada hal-hal rohani ternyata adalah kebutuhan pokok yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan jasmani. Pencipta kita yang Agung telah menanamkan suatu kebutuhan dasar dalam diri kita -- untuk mengenalNya, belajar akan sifat-sifatnya dan hidup menurut standar moral dan hukum-hukmnya.
Tentu perasaan akan pentingnya kebutuhan rohani sepenting kebutuhan dasar kita sebagai manusia tidaklah lahir begitu saja. Sama seperti seorang bayi, meski otak menstimulasi rasa lapar dalam dirinya, namun manusia dewasalah yang memberi ia makanan untuk pertama kalinya, yaitu ibunya. beberapa waktu kemudian, ia mulai mengekspresikan kebutuhannya lewat tangisan dan gestur tubuh lainnya, beberapa tahun kemudian ia dapat mengkomunikasikan kebutuhannya akan makanan lewat berbicara dan bahkan dapat mengambil sendiri makanannya. Dan pada saat dia dewasa ia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Perasaan akan pentingnya kebutuhan rohani tidak serta-merta tumbuh dalam diri, seringkali kita harus mendapat stimulasi dari orang lain, sumber dan bahan-bahan pengajaran rohani. Namun sebagai manusia dewasa dengan berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan kita perlu rendah hati, merelakan diri untuk belajar, menerima koreksi bila perlu dan terus menggali sumber rohani.
Akhirnya kebutuhan rohani ini menjadi hal yang sangat penting sama seperti makanan dan minuman untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kita setiap hari. Perasaan akan pentingnya kebutuhan ini telah menuntunku berjalan di jalan hidup yang baru, lebih bahagia dan merasa hidup lebih bermakna.
Hujan masih membahana di luar. Saya tidak tau bagaimana angin meniup awan-awan melingkupi langit kota hari ini, dan bagaimana angin menghalaunya besok sehingga langit cerah pun sesuatu yang tak perlu dirisaukan. Malam-malam penuh kedamaian, siang hari penuh ketenangan. Semoga aku terus berjalan di jalan perkenanNya.
Comments
Post a Comment