Skip to main content

Ode September 2014

Tentangnya, dalam pandanganku,
Ia wanita yang menarik karena menaruh minat pada pengertian, pendengar yang baik lagi perhatian. Ia mencintai keluarga dan keibuan. Ia semakin kucintai karena memperlihatkan kesahajaan, pengasih, menyenangi pemikiran yang dalam dan prinsip kebajikan.

Meski ia mengkuatirkan penampilan dan usianya, aku selalu meyakinkannya bahwa aku selalu ada mencintainya.
Ketika ia merasa tidak sejahtera soal kesehatannya, aku merasakannya.
Ketika orang memperlakukannya dengan buruk, aku turut memikul bebannya.
Ketika ia berduka, aku turut dan ada disisinya.
Ketika ia merasa sendiri, aku selalu berupaya ada, meski jarak memisah.

Kami memulainya dengan sebuah komitmen,
Kami memiliki gambaran tentang keluarga yang akan datang.
Kami memiliki potret tentang anak-anak yang akan kami mohonkan.
Aku percaya padanya tentang kesetiaan, karena aku juga berpegang pada kesetiaan.

Tentangnya dalam pandanganku, ia wanita yang terus terang.
Aku mencurahkan isi hatiku padanya.
Karena aku juga pemerhati dan berupaya selalu mendengarnya.
Hari demi hari aku selalu mengingatnya karena ia menjadi mitraku sekarang dan di masa depan.

Kesepian tidaklah membuatku takluk untuk memperhatikan wanita lain
Atau untuk berpikir mendekati yang lain.
Aku berupaya  meyakinkannya tentang jalan yang sedang kupilih
akan jalan hidup yang lebih baik dan bermakna yang akan kami tempuh.

Semua itu kupegang teguh dan jadi harapanku,

Sampai suatu ketika....

Nyatanya ia telah bertindak lain diam-diam.
Ia memilih haluan yang berbeda tanpa mengatakannya.
Ia memilih mimpi lain untuk dirinya.
Ia bermain dalam ketidaksetiaan.

Kini, tentangnya apa lagi yang harus kukatakan?
Aku tak dapat bermitra dengan ketidaksetiaan.
Namun, aku akan terus menempuh jalan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Kita Menurutku

Kita, seperti ulat bulu di mata naga seperti geretan di mata kereta api astaga, baik masinis maupun keretanya punya api dan mengenduskan asap seenaknya tetapi, jangan potong dulu - aku hanya berbicara suatu masa. Kita, seperti semut di mata si mata besar entah apa - namailah sesuai akidah jika engkau ulat bulu, engkau pecinta bulu jika engkau geretan, engkau pecinta geret ngomong apa sih pemuisi? Kita, seperti nyanyian kanon makin usang - makin lupa terekam di kompak disk masa kini atau CD yang usang juga terlampau teknologi Kita, seperti deretan titik membentuk suatu tanda kombinasi tanda dengan tanda penghasil makna jadilah deretan titik yang jelas karena dari itu engkau terbaca.

Setelah kutau warisanku

Setelah semua itu berlalu, aku mengerti setelah hari-hari yang lalu, melewati suka maupun sedih kini kulihat apa maksudnya Kakekku memberitakannya, kasih sayang ayahku mencerminkannya Pamanku juga memberitakannya bahwa, Yehuwa adalah warisanku warisan yang tak tergantikan dengan apa pun sejak kutahu Yehuwa adalah Allahku. Bangsa-bangsa, kemana melangkah? kami datang memberitakannya kami gemar mempercakapkan tentang Yehuwa sebab Ia Allah Yang sejati dari waktu yang tidak tertentu sampai waktu yang tidak tertentu Hai kaum muda, kemana melangkah? Yesus putraNya telah memerintah sebagai Tuan lihat, periksalah kitab-kitab segeralah beri telinga dan hati sebab masa muda adalah masa keemasan masa mengejar perkenan Tuan. Setelah semua itu berlalu aku mengerti bahwa mengenal Yehuwa adalah warisanku kakekku Frederik Sibarani memberitakannya Pamanku Adelbert Sibarani memberitakannya Ayahku mencerminkannya. Tidak ada pendidikan yang lebih baik dari memberi diri dia...

Sifu, Sloopy

Sifu, anak Chen, betina, hilang usia 7 bulan. Sifu punya saudara lain, juga betina diberi nama Sloopy karena senang tidur di atas sandal. Mau sandal bau atau baru tetap jadi tempat tidur favoritnya. Sifu yang selalu setia menemani saya waktu kerja. Jika tidak sedang sibuk dia akan tidur di atas meja, tapi kalau sedang sibuk dia tidur di belakang saya. Jadi saya harus berbagi tempat duduk untuk tempat tidurnya. Ini Sloopy, selain suka tidur di atas sandal juga suka mencari tempat yang agak tinggi alias manjat sana-sini untuk nongkrong. Waktu kecil saya kira bukan anak kucing. Jarang bersuara. Kalaupun mengeluarkan suara - bukan mengeong. Saya sering terbangun dari tidur ketika mereka masih kecil, karena suka melintas dari kepala sampai perut. Mereka kira saya catwalk . Seperti yang anda lihat, Sifu dan Sloopy bukan aristocats atau kucing berdarah ningrat. Mereka hanya anak kucing jalanan yang dititip induknya, karena harus mengikuti siklus hewani - kawin lagi. Banyak inspiras...