Skip to main content

Coki dan Manusia Purba

Hujan sore ini, ditemani badai sebagai pembuka. Plank-plank sempoyongan, banner bergetar di tempat. Aku menatap keluar menembus kaca yang jarang kulap. Sementara itu Coki berdiri di parkiran terbata-bata menahan pijakan kakinya, rasanya pantatnya juga bergeser sedikit demi sedikit diterjang angin, namun ia tetap berdiri menyaksikan eksyen alam yang mungkin baru pertama ia lihat. Badai, hujan, dan suara gemeretak apa saja yang mampu tergerak olehnya.

Tiba-tiba. Paak...pak! (jangan kira ada orang memanggil 'pak', ini hanya tiruan suara). Dua plank akhirnya roboh, lalu terkulai segar bermandi hujan. Coki melonjak seketika, lalu lari menerobos pintu. Tanpa eong ia bertengger di meja, lalu memutar pandangan ke luar. Sekarang ada dua kepala mendongak lewat kaca. Yang satu mahluk yang baru berusia beberapa bulan - dan tentu saja terheran-heran dengan apa yang sedang terjadi, sedangkan yang satu lagi manusia purba yang mungkin sudah ribuan kali melihat hal yang sama.

Angin berangsur lembut, hujan mulai kesulitan menemukan tempat kering - mereka hanya menindihkan diri diantas temannya sambil mencari jalan berdesak-desak ke tempat terendah. Sepuluh menit, dua puluh menit bahkan lebih setengah jam berlalu. Akhirnya tinggal satu kepala yang mendongak keluar menikmati hujan yang mulai mengakhiri klimaksnya. Tebak, siapakah dia?

Comments

  1. Thank you Ranjan. How soon you got here. it just published a few minutes ago. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kita Menurutku

Kita, seperti ulat bulu di mata naga seperti geretan di mata kereta api astaga, baik masinis maupun keretanya punya api dan mengenduskan asap seenaknya tetapi, jangan potong dulu - aku hanya berbicara suatu masa. Kita, seperti semut di mata si mata besar entah apa - namailah sesuai akidah jika engkau ulat bulu, engkau pecinta bulu jika engkau geretan, engkau pecinta geret ngomong apa sih pemuisi? Kita, seperti nyanyian kanon makin usang - makin lupa terekam di kompak disk masa kini atau CD yang usang juga terlampau teknologi Kita, seperti deretan titik membentuk suatu tanda kombinasi tanda dengan tanda penghasil makna jadilah deretan titik yang jelas karena dari itu engkau terbaca.

Setelah kutau warisanku

Setelah semua itu berlalu, aku mengerti setelah hari-hari yang lalu, melewati suka maupun sedih kini kulihat apa maksudnya Kakekku memberitakannya, kasih sayang ayahku mencerminkannya Pamanku juga memberitakannya bahwa, Yehuwa adalah warisanku warisan yang tak tergantikan dengan apa pun sejak kutahu Yehuwa adalah Allahku. Bangsa-bangsa, kemana melangkah? kami datang memberitakannya kami gemar mempercakapkan tentang Yehuwa sebab Ia Allah Yang sejati dari waktu yang tidak tertentu sampai waktu yang tidak tertentu Hai kaum muda, kemana melangkah? Yesus putraNya telah memerintah sebagai Tuan lihat, periksalah kitab-kitab segeralah beri telinga dan hati sebab masa muda adalah masa keemasan masa mengejar perkenan Tuan. Setelah semua itu berlalu aku mengerti bahwa mengenal Yehuwa adalah warisanku kakekku Frederik Sibarani memberitakannya Pamanku Adelbert Sibarani memberitakannya Ayahku mencerminkannya. Tidak ada pendidikan yang lebih baik dari memberi diri dia...

Sifu, Sloopy

Sifu, anak Chen, betina, hilang usia 7 bulan. Sifu punya saudara lain, juga betina diberi nama Sloopy karena senang tidur di atas sandal. Mau sandal bau atau baru tetap jadi tempat tidur favoritnya. Sifu yang selalu setia menemani saya waktu kerja. Jika tidak sedang sibuk dia akan tidur di atas meja, tapi kalau sedang sibuk dia tidur di belakang saya. Jadi saya harus berbagi tempat duduk untuk tempat tidurnya. Ini Sloopy, selain suka tidur di atas sandal juga suka mencari tempat yang agak tinggi alias manjat sana-sini untuk nongkrong. Waktu kecil saya kira bukan anak kucing. Jarang bersuara. Kalaupun mengeluarkan suara - bukan mengeong. Saya sering terbangun dari tidur ketika mereka masih kecil, karena suka melintas dari kepala sampai perut. Mereka kira saya catwalk . Seperti yang anda lihat, Sifu dan Sloopy bukan aristocats atau kucing berdarah ningrat. Mereka hanya anak kucing jalanan yang dititip induknya, karena harus mengikuti siklus hewani - kawin lagi. Banyak inspiras...