Skip to main content

Gong Xi Fa Cai

Hari ini bertepatan dengan Tahun Baru Imlek. Dimana-mana terdengar dan terbaca: Gong Xi Fa Cai, namun saya tidak yakin benar dengan arti kalimat itu. Dalam pikiran artinya: selamat tahun baru, tapi benarkah?

Setelah menelusuri beberapa situs blog, saya mendapati bahwa arti kata itu kira-kira begini: semoga semakin sejahtera, semoga semakin kaya. Ya, hampir semua perayaan dan kata-kata salam yang menyertainya selalu bernada optimis. Manusia dan sepanjang sejarah peradabannya selalu kembali optimis menempuh ketidakpastian masa depan.

Kali ini, karikatur Harian Analisa yang seperti biasa selalu ambil bagian dalam melukiskan peristiwa yang ada di masyarakat lewat sisi humor yang membuat setiap orang rela untuk tertawa, minimal tersenyum.


Rela untuk tertawa? Ya, bukankah tertawa itu gratis? Tentu gratis kalo Anda rela.Saat mendapati diri terlalu serius melakukan hal ini - itu, tidak jarang kita mendapati sesuatu untuk ditertawai.

Di sela-sela pekerjaan atau istirahat sejenak saya menyempatkan diri browsing seputar blog, melakukan penyuntingan blog, menerapkan beberapa nasehat dari blogger lain untuk membangun blog yang sedang saya lakoni. Saya berkali-kali mendapati diri terlihat konyol, mata melotot ke monitor, atau menatap keluar dengan pandangan kosong sementara pikiran masih melekat pada bacaan di monitor, warna muka serius dan rambut acak-acakan.

Di lain waktu saya akan menertawakan 'show' kekonyolan itu sendiri (tentu sendiri, karena hanya dalam pikiran saya saja). Namun, keesokan harinya hal itu terulang lagi dan akan terulang lagi jika saya meneruskan pekerjaan yang sama. Meski saya konyol, saya rela menertawakan diri sendiri. Entah ada orang disekitar, entah tidak.

Gong xi fa cai. Semoga makin sejahtera kata Pak Tuntung, bukan tungtung, atau tutung. Sembari melanjutkan perjalanan dengan optimisme, Anda harus tetap menemukan sisi humor dari berbagai hal karena tertawa selalu gratis dan lagi bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Kita Menurutku

Kita, seperti ulat bulu di mata naga seperti geretan di mata kereta api astaga, baik masinis maupun keretanya punya api dan mengenduskan asap seenaknya tetapi, jangan potong dulu - aku hanya berbicara suatu masa. Kita, seperti semut di mata si mata besar entah apa - namailah sesuai akidah jika engkau ulat bulu, engkau pecinta bulu jika engkau geretan, engkau pecinta geret ngomong apa sih pemuisi? Kita, seperti nyanyian kanon makin usang - makin lupa terekam di kompak disk masa kini atau CD yang usang juga terlampau teknologi Kita, seperti deretan titik membentuk suatu tanda kombinasi tanda dengan tanda penghasil makna jadilah deretan titik yang jelas karena dari itu engkau terbaca.

Setelah kutau warisanku

Setelah semua itu berlalu, aku mengerti setelah hari-hari yang lalu, melewati suka maupun sedih kini kulihat apa maksudnya Kakekku memberitakannya, kasih sayang ayahku mencerminkannya Pamanku juga memberitakannya bahwa, Yehuwa adalah warisanku warisan yang tak tergantikan dengan apa pun sejak kutahu Yehuwa adalah Allahku. Bangsa-bangsa, kemana melangkah? kami datang memberitakannya kami gemar mempercakapkan tentang Yehuwa sebab Ia Allah Yang sejati dari waktu yang tidak tertentu sampai waktu yang tidak tertentu Hai kaum muda, kemana melangkah? Yesus putraNya telah memerintah sebagai Tuan lihat, periksalah kitab-kitab segeralah beri telinga dan hati sebab masa muda adalah masa keemasan masa mengejar perkenan Tuan. Setelah semua itu berlalu aku mengerti bahwa mengenal Yehuwa adalah warisanku kakekku Frederik Sibarani memberitakannya Pamanku Adelbert Sibarani memberitakannya Ayahku mencerminkannya. Tidak ada pendidikan yang lebih baik dari memberi diri dia...

Sifu, Sloopy

Sifu, anak Chen, betina, hilang usia 7 bulan. Sifu punya saudara lain, juga betina diberi nama Sloopy karena senang tidur di atas sandal. Mau sandal bau atau baru tetap jadi tempat tidur favoritnya. Sifu yang selalu setia menemani saya waktu kerja. Jika tidak sedang sibuk dia akan tidur di atas meja, tapi kalau sedang sibuk dia tidur di belakang saya. Jadi saya harus berbagi tempat duduk untuk tempat tidurnya. Ini Sloopy, selain suka tidur di atas sandal juga suka mencari tempat yang agak tinggi alias manjat sana-sini untuk nongkrong. Waktu kecil saya kira bukan anak kucing. Jarang bersuara. Kalaupun mengeluarkan suara - bukan mengeong. Saya sering terbangun dari tidur ketika mereka masih kecil, karena suka melintas dari kepala sampai perut. Mereka kira saya catwalk . Seperti yang anda lihat, Sifu dan Sloopy bukan aristocats atau kucing berdarah ningrat. Mereka hanya anak kucing jalanan yang dititip induknya, karena harus mengikuti siklus hewani - kawin lagi. Banyak inspiras...