mimpi itu menggelora meremas, mengerang ingin keluar wahai... lepaskan jalinan ikatan layangan diri sebelum atap bumi menghitam karena ini musim angin menganjuk mimpi kakimu bersegeralah melangkah ke arah bukit atau savana beratap langit biru dan berikan, jangan menghemat benang biar layangan mimpi itu mencapai cumullus selagi angin berhembus wahai... yang pernah teragukan bukankah ikatan telah kau lepas biar layangmu tertiup angin kini ia berhembus lebih banyak berbisik lebih banyak di daun telinga percayamu wahai... savana yang terawat, diatasmu langit biru digelar semesta bagi mimpi dan cintamu
sofon ketika ketinekel