Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2012

Gong Xi Fa Cai

Hari ini bertepatan dengan Tahun Baru Imlek. Dimana-mana terdengar dan terbaca: Gong Xi Fa Cai, namun saya tidak yakin benar dengan arti kalimat itu. Dalam pikiran artinya: selamat tahun baru, tapi benarkah? Setelah menelusuri beberapa situs blog, saya mendapati bahwa arti kata itu kira-kira begini: semoga semakin sejahtera, semoga semakin kaya . Ya, hampir semua perayaan dan kata-kata salam yang menyertainya selalu bernada optimis. Manusia dan sepanjang sejarah peradabannya selalu kembali optimis menempuh ketidakpastian masa depan. Kali ini, karikatur Harian Analisa yang seperti biasa selalu ambil bagian dalam melukiskan peristiwa yang ada di masyarakat lewat sisi humor yang membuat setiap orang rela untuk tertawa, minimal tersenyum. Rela untuk tertawa? Ya, bukankah tertawa itu gratis? Tentu gratis kalo Anda rela.Saat mendapati diri terlalu serius melakukan hal ini - itu, tidak jarang kita mendapati sesuatu untuk ditertawai. Di sela-sela pekerjaan atau istirahat sejenak saya ...

Tuh kan, Syukur Lagi

Tiga bulan sudah menekuni blog di sela-sela pekerjaan yang tidak terprediksi datangnya yang kadang mengikhlaskan diri untuk begadang. Syukurlah, salah satu blog berakhir dengan dot.com  yang sebelumnya telah berkali-kali berganti subdomain di blogspot. Memiliki domain sendiri menambah semangat belajar dan praktik ngeblog. Selama seminggu kegiatan ngeblog hanya seputar utak-atik tampilan blog, melakukan perubahan di sana-sini. Dan sementara cukup puas dengan tampilan ini. Masih terus ingin belajar dan praktik ngeblog. Banyak yang masih harus dipelajari dan ditulis untuk mengundang visitor sebanyak-banyaknya ke blog ini. Tanpa pengunjung, blog monetize tidak akan bernilai apa-apa.

Tak Lagi

Aku sudah tak berpuisi lagi Tidak mengoret kata-kata di kalbu Aku sudah tidak mengingatmu kala mendung menaungi terik dan hujan harap mencurah apa saja yang tengadah Aku sudah tak berpuisi lagi (nyatanya masih ya) karena pagi keremajaan telah kuretas dahulu ia kucemas tempuh dahulu ia menyeretku risau Aku sudah tak berpuisi lagi (aku hanya menulisnya) karena rembang tengah hari rekah dan kutemukan ia untuk duduk di bawah tarbantin jika boleh kupinta - selamanya. ~~